Blog archive
-
▼
2010
(99)
-
▼
December
(58)
- AKSES INFO PASAR
- Proposal Budidaya Jamur Tiram
- Manfaat Buah Tropika
- PETUNJUK TEKNIS
- Pengelolaan Limbah Ternak Untuk Peningkatkan Kuali...
- Pemanfaatan Teknik Kultur Antera Pada Pemuliaan Ta...
- Kulit Buah Manggis Instan BB-Pascapanen Curi Perha...
- SURAT EDARAN MENPAN NOMOR 5 TAHUN 2010 (PENGANGKAT...
- Uji kandungan mikro organisme lokal (MOL)
- Pupuk Organik Cair (POC)
- Peranan bahan organik terhadap tanah
- Budidaya Padi Sawah dengan Pola "SRI"
- Pengobatan Tradisional untuk Ternak Kambing
- Formulasi Sabun Transparan dari VCO
- PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT PADA BENIH PADI
- Wereng, Penyebar Virus Mengancam Produksi Beras In...
- MODEL USAHA AGRIBISNIS TERNAK SAPI POTONG BERSKALA...
- Praktek membuat pupuk padat & MOL
- Pengendalian Penyakit Rabies
- Prospek Tepung Non Terigu
- Petunjuk Pengunaan Promi untuk Jerami Padi
- Hasil Analisa Kompos Jerami dan Nilai Haranya
- Pengomposan Jerami
- Menjadikan EM-4 Teman Setia Petani
- TRICHODERMA
- Aplikasi EM Pada Lingkungan
- BIOTEKNOLOGI MIKROBA UNTUK PERTANIAN ORGANIK
- Proses Pembuatan Kulit Manggis Menjadi Zat Pewarna...
- NIRA
- Analisis Usaha Budidaya Manggis
- Mentan: Ketersedian Pangan Kita Aman!
- Pagar Talang Tekan Sarang Tikus
- Pembuatan Minyak Goreng
- Pembuatan Tortilla dari Ampas Tahu dan Susu
- GAPOKTAN MUNGKINKAH JADI BANK PETANI?
- Pembuatan Tepung Labu Kuning
- Memproduksi French Fries dan Kue Mangkok Ubi Jalar
- TEPUNG ANEKA UMBI SEBUAH SOLUSI KETAHANAN PANGAN
- Kentang Goreng dari Kerinci
- TEKNIK MENGHASILKAN TEPUNG KENTANG BERMUTU
- ROTI DAN MIE DARI SUKUN
- Membuat Dawet dari Jerami Padi
- Dawet dari Jerami Padi
- KOMPOS DALAM SISTEM PEMUPUKAN PADI SAWAH
- NYAMPLUNG Sumber Energi Biofuel
- Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit
- Habitat Luwak Si Penghasil Kopi Luwak
- PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT PADA BENIH PADI
- Tahu Tidak Asam, Lebih Lunak dan Kompak
- FORMULASI BERAS MUTIARA DARI UBIJALAR
- PUPUK & PESTISIDA ORGANIK DARI LIMBAH TAHU
- DAMPAK STRES PANAS PADA FASE-FASE PERTUMBUHAN PADI
- Mengembangkan Susu Fermentasi Khas Indonesia
- PENGAWETAN DAN KEMASAN BUNGA POTONG ALPINA
- PERMENTAN BAGI PPL
- Membuat Dan Mengaplikasikan Pestisida Nabati
- PENGUMUMAN KONTRAK KERJA THL-TBPP 2010 BAGI ANGKAT...
- Puluhan Ribu THL Pertanian Bakal Jadi CPNS
-
▼
December
(58)
Popular posts
-
BAGI YANG BUTUH BIBIT CABE KOPAY HUB / SMS. 0852 6524 7846 Cabe Kopay Adalah Cabe merah kriting asal kota payakumbuh sumatera bar...
-
RANGKUMAN EKSEKUTIF Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk, produksi tanaman bahan pangan memegang peranan yang sangat penting bag...
-
Teknologi Mikroenkapsulasi Antosianin dari KBM Saat ini mikroenkapsulasi banyak digunakan, terutama dalam produk-produk pangan dan kesehatan...
-
A. Prinsip Pemanfaatan Pestisida Nabati Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. Dikenal s...
-
Hingga kini, masih banyak pelaku usaha pertanian di level grass root (petani, peternak, dan pembudidaya ikan) yang kurang atau tidak mengeta...
-
Produk hilir minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO) berupa produk-produk kosmetik telah dikembangkan di negara-negara penghasil kelapa...
-
Pendahuluan Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika ...
-
PEMBUATAN MOL (Mikro Organisme Lokal) MOL merupakan cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang ada / terdapat dilokasi seperti : Buah-b...
-
Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah untuk tujuan memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik khemis, fisis ...
-
Praktek pembuatan pupuk padat dan MOL melalui tahapan sebagai berikut : Pupuk padat (Kompos) Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) MOL 3) ...
Sunday, December 19, 2010
Praktek membuat pupuk padat & MOL
Posted by
Jakes sito
,
at
4:06 PM
Praktek pembuatan pupuk padat dan MOL melalui tahapan sebagai berikut :
Pupuk padat (Kompos)
Bahan-bahan :
1) Bahan-bahan organik
2) MOL
3) Larutan gula merah / gula pasir
4) Dedak / bekatul
langkah pertama adalah melakukan pencincangan / pemotongan bahan organik, dalam hal ini yang digunakan dalam praktek adalah batang pisang (gedebok). Tujuannya dengan semakin kecil ukuran bahan-bahan organik tersebut akan mempercepat proses dekomposisi / penghancuran oleh mikro organisme.
Langkah kedua memasukan bahan organik yang telah dicincang tersebut kedalam bak / lobang pembuangan sampah, diaduk-aduk, diratakan dengan ketebalan +- 40 cm.
Langkah ketiga siram bahan organik tersebut dengan air yang dicampur dengan MOL dan larutan gula merah, dengan perbandingan 10 lt air dicampur dengan 1 lt Mol dan 1 lt larutan gula merah (pembuatan larutan gula merah dengan perbandingan 1:1, yaitu : 1 kg gula merah dilarutkan dengan 1 lt air), pastikan larutan tersebut tercampur dengan merata. Proses penyiraman bahan-bahan organik dilakukan sedikit demi sedikit hingga benar-benar merata.
Langkah keempat taburkan tipis-tipis dedak / bekatul diatas bahan yang telah disiram dengan MOL secara merata, setelah itu lakukan penyiraman kembali bahan organik yang telah dilapisi dedak / bekatul tersebut dengan air yang dicampur dengan MOL dan larutan gula merah dengan perbandingan yang sama pada saat penyiraman pertama
angkah terakhir tutup dengan karung bekas, terpal / plastik dan pastikan tertutup secara merata beri pemberat pada bagian atas sehingga tutup tidak akan terbuka jika terkena hujan / angin. setelah 1 bulan kompos tersebut sudah bisa dimasukan kedalam karung (kandi) dan diangin-anginkan.
Mikro organisme lokal (MOL)
Alat yang diperlukan :
1) Toples ukuran 10 lt / lebih
2) Selang ukuran kecil
3) Botol bekas air kemasan (600ml)
Cara membuat :
Beri lubang pada bagian atas tutup toples dan tutup botol bekas air kemasan sesuai besar ukuran selang, setelah itu masukan selang pada tutup toples dan tutup botol bekas air kemasan, untuk selang pada tutup botol bekas air kemasan selang dimasukan cukup dalam hingga hampir dasar botol.
Bahan-bahan :
1) Buah Pepaya 2.5 Kg
2) Air Kelapa muda 2.5 lt
3) Air bekas cucian beras (air leri) 2.5 lt
4) Larutan gula merah / gula putih 2.5 lt
Langkah pertama pembuatan MOL adalah proses pengambilan daging buah pepaya (kulit dan bijinya tidak digunakan), potong kecil-kecil untuk mempermudah proses penumbukan.
kemudian lakukan penumbukan / diblender hingga menjadi seperti bubur.
Langkah ketiga campurkan bahan-bahan pembuat MOL (pepaya, air kelapa, air leri dan larutan gula merah / gula pasir) dalam wadah toples, tutup rapat dan beri air pada botol bekas air kemasan (tidak penuh, sisakan sebagian untuk udara) dengan maksud agar mikro organisme dapat bernafas, sehingga mampu berkembang dengan baik.
Terakhir simpan MOL tersebut ditempat yang teduh / tidak terkena sinar matahari secara langsung, setelah 15 hari MOL sudah jadi. MOL yang sudah jadi berciri : ada gelembung / buih putih dipermukaan dan jika dicium berbau seperti tape / penyeum.