Kementerian Pertanian telah mencanangkan swasembada daging sapi melalui percepatan tercapai pada tahun 2014. Apapun programnya, tentu actornya adalah pelaku utama dan pelaku usaha yakni para peternak sapi pedaging. Peternak sapi menurut skala usahanya dapat digolongkan menjadi peternakan rakyat dan perusahaan peternakan.
Keduanya dibedakan atas skala usahanya. Keduanya sama-sama memperoleh pembinaan dari pemerintah. Keduanya berkontribusi langsung pada performans produksi peternakan. Bedanya, setelah kita mulai berfikir mengenai agribisnis dengan skala usaha. Pengertiannya, suatu usahatani berorientasi pasar.
Dalam hal ini hampir tidak ada petani yang memelihara sapi pedaging untuk dipotong dan dikonsumsi oleh keluarganya sendiri. Ternak peliharaannya tentu dijual ke pasar. Lantas layakkah secara ekonomis petani memelihara satu ekor ternak sapi ?
Wong memelihara ternak sapi hanya 1 ekor kok disebut agribisnis. Demikian barangkali pertanyaan yang membayang di benak kita. Mereka selalu berfikir sebenarnya berapa ekor break event point (BEP) untuk suatu bisnis ternak sapi potong ? Dengan kepemilikan antara 2 – 4,5 ekor itu sudah layakkah secara bisnis ? Berapa dana penguatan yang harus disediakan untuk setiap unit usaha peternakan ?
KELAYAKAN USAHA
Kelayakan usaha secara sederhana dapat ditilik dari angka output – input rasio. Jika angkanya di atas 1, maka usaha tersebut dapat memperoleh laba. Cara lain dengan menghitung laba bersih, di mana total hasil penjualan dikurangi dengan total biaya, semua biaya yang timbul dalam usaha tersebut yakni biaya tetap dan biaya tidak tetap. Lantas, pada skala usaha 1 ekor, bagaimana mengukur BEP, yaitu tidak merugi dan tidak juga bathi ( Jawa : laba), bak-bok atau impas.
Berikut ini merupakan suatu simulasi dengan mempergunakan referensi sebuah agribisnis ternak sapi potong yang dilakukan oleh peternak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. Dengan memelihara ternak sapi satu ekor, biaya yang timbul sebagai berikut :
Biaya Variabel :
- Sapi Bakalan Rp. 5.000.000,-
- Rumput 360 x 2500 Rp. 900.000,-
- Konsentrat 360 x 5000 Rp. 1.800.000,-
- Obat hewan Rp. 270.000,-
- JUMLAH Rp. 7.970.000,-
Blog archive
-
▼
2010
(99)
-
▼
December
(58)
- AKSES INFO PASAR
- Proposal Budidaya Jamur Tiram
- Manfaat Buah Tropika
- PETUNJUK TEKNIS
- Pengelolaan Limbah Ternak Untuk Peningkatkan Kuali...
- Pemanfaatan Teknik Kultur Antera Pada Pemuliaan Ta...
- Kulit Buah Manggis Instan BB-Pascapanen Curi Perha...
- SURAT EDARAN MENPAN NOMOR 5 TAHUN 2010 (PENGANGKAT...
- Uji kandungan mikro organisme lokal (MOL)
- Pupuk Organik Cair (POC)
- Peranan bahan organik terhadap tanah
- Budidaya Padi Sawah dengan Pola "SRI"
- Pengobatan Tradisional untuk Ternak Kambing
- Formulasi Sabun Transparan dari VCO
- PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT PADA BENIH PADI
- Wereng, Penyebar Virus Mengancam Produksi Beras In...
- MODEL USAHA AGRIBISNIS TERNAK SAPI POTONG BERSKALA...
- Praktek membuat pupuk padat & MOL
- Pengendalian Penyakit Rabies
- Prospek Tepung Non Terigu
- Petunjuk Pengunaan Promi untuk Jerami Padi
- Hasil Analisa Kompos Jerami dan Nilai Haranya
- Pengomposan Jerami
- Menjadikan EM-4 Teman Setia Petani
- TRICHODERMA
- Aplikasi EM Pada Lingkungan
- BIOTEKNOLOGI MIKROBA UNTUK PERTANIAN ORGANIK
- Proses Pembuatan Kulit Manggis Menjadi Zat Pewarna...
- NIRA
- Analisis Usaha Budidaya Manggis
- Mentan: Ketersedian Pangan Kita Aman!
- Pagar Talang Tekan Sarang Tikus
- Pembuatan Minyak Goreng
- Pembuatan Tortilla dari Ampas Tahu dan Susu
- GAPOKTAN MUNGKINKAH JADI BANK PETANI?
- Pembuatan Tepung Labu Kuning
- Memproduksi French Fries dan Kue Mangkok Ubi Jalar
- TEPUNG ANEKA UMBI SEBUAH SOLUSI KETAHANAN PANGAN
- Kentang Goreng dari Kerinci
- TEKNIK MENGHASILKAN TEPUNG KENTANG BERMUTU
- ROTI DAN MIE DARI SUKUN
- Membuat Dawet dari Jerami Padi
- Dawet dari Jerami Padi
- KOMPOS DALAM SISTEM PEMUPUKAN PADI SAWAH
- NYAMPLUNG Sumber Energi Biofuel
- Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit
- Habitat Luwak Si Penghasil Kopi Luwak
- PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT PADA BENIH PADI
- Tahu Tidak Asam, Lebih Lunak dan Kompak
- FORMULASI BERAS MUTIARA DARI UBIJALAR
- PUPUK & PESTISIDA ORGANIK DARI LIMBAH TAHU
- DAMPAK STRES PANAS PADA FASE-FASE PERTUMBUHAN PADI
- Mengembangkan Susu Fermentasi Khas Indonesia
- PENGAWETAN DAN KEMASAN BUNGA POTONG ALPINA
- PERMENTAN BAGI PPL
- Membuat Dan Mengaplikasikan Pestisida Nabati
- PENGUMUMAN KONTRAK KERJA THL-TBPP 2010 BAGI ANGKAT...
- Puluhan Ribu THL Pertanian Bakal Jadi CPNS
-
▼
December
(58)
Popular posts
-
BAGI YANG BUTUH BIBIT CABE KOPAY HUB / SMS. 0852 6524 7846 Cabe Kopay Adalah Cabe merah kriting asal kota payakumbuh sumatera bar...
-
RANGKUMAN EKSEKUTIF Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk, produksi tanaman bahan pangan memegang peranan yang sangat penting bag...
-
Teknologi Mikroenkapsulasi Antosianin dari KBM Saat ini mikroenkapsulasi banyak digunakan, terutama dalam produk-produk pangan dan kesehatan...
-
A. Prinsip Pemanfaatan Pestisida Nabati Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. Dikenal s...
-
Hingga kini, masih banyak pelaku usaha pertanian di level grass root (petani, peternak, dan pembudidaya ikan) yang kurang atau tidak mengeta...
-
Produk hilir minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO) berupa produk-produk kosmetik telah dikembangkan di negara-negara penghasil kelapa...
-
Pendahuluan Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika ...
-
PEMBUATAN MOL (Mikro Organisme Lokal) MOL merupakan cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang ada / terdapat dilokasi seperti : Buah-b...
-
Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah untuk tujuan memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik khemis, fisis ...
-
Praktek pembuatan pupuk padat dan MOL melalui tahapan sebagai berikut : Pupuk padat (Kompos) Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) MOL 3) ...