Negeri kita kaya jenis hortikultura untuk diperdagangkan di dalam maupun keluar negeri. Namun kendala teknis sering muncul sehingga perdagangan dan produksi suatu produk tidak berkembang. Di antaranya adalah bunga potong Alpina sp.
Bunga Alpina sp yang asalnya adalah kawasan Asia Selatan, Tenggara dan Timur termasuk Indonesia banyak diminta oleh pasar ekspor dan potensial untuk pasar dalam negeri. Tetapi jenis bunga ini di Indonesia belum begitu populer sebagai bunga potong komersial dan masih sedikit di budidayakan dengan kegunaan khusus sebagai tanaman hias di pekarangan atau taman.
Kendala pengembangan pemasarannya sebagai bunga potong ialah masa peragaannya yang singkat yakni hanya 4-5 hari. Bunga Alpina sp cukup menarik, tetapi mudah rusak dan layu. Kerusakan bunga meliputi layunya petal bunga dan warna bunga yang memudar.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk bisa memperpanjang masa simpan/masa peragaan bunga potong Alpina sp. Di antaranya oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbang Hortikultura), dan juga Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) Kementerian Pertanian.
Tim ilmuwan Balithi bersama Puslitbang Hortikultura berupaya memperpanjang masa segar/peragaan bunga potong Alpina purpurata dengan memformulasi penggunaan larutan perendam untuk pengawetan (pulsing) yakni campuran 20% gula, 50 ppm AgNO3, dan 50 ppm thiabendazol (pH 3-4). Perendaman bunga potong A.purpurata pada larutan dengan formula pulsing tersebut selama 2 jam bisa memperpanjang masa segar sampai rata-rata 12,8 hari.
Langkah penelitian lebih lanjut oleh BB Pascapanen Pertanian belum lama ini telah menghasilkan cara lebih memperpanjang masa peragaan bunga potong Alpina sp dengan formulasi pulsing yang mirip dengan sebelumnya dan dikombinasi dengan metode pengemasan serta pengaturan suhu dingin pada penyimpanan atau angkutan. Ada dua metode pengemasan yang dilakukan, yakni pengemasan basah dan pengemasan kering, sedangkan pilihan jenis kemasan meliputi lembaran plastik polietilen dan kertas koran
Blog archive
-
▼
2010
(99)
-
▼
December
(58)
- AKSES INFO PASAR
- Proposal Budidaya Jamur Tiram
- Manfaat Buah Tropika
- PETUNJUK TEKNIS
- Pengelolaan Limbah Ternak Untuk Peningkatkan Kuali...
- Pemanfaatan Teknik Kultur Antera Pada Pemuliaan Ta...
- Kulit Buah Manggis Instan BB-Pascapanen Curi Perha...
- SURAT EDARAN MENPAN NOMOR 5 TAHUN 2010 (PENGANGKAT...
- Uji kandungan mikro organisme lokal (MOL)
- Pupuk Organik Cair (POC)
- Peranan bahan organik terhadap tanah
- Budidaya Padi Sawah dengan Pola "SRI"
- Pengobatan Tradisional untuk Ternak Kambing
- Formulasi Sabun Transparan dari VCO
- PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT PADA BENIH PADI
- Wereng, Penyebar Virus Mengancam Produksi Beras In...
- MODEL USAHA AGRIBISNIS TERNAK SAPI POTONG BERSKALA...
- Praktek membuat pupuk padat & MOL
- Pengendalian Penyakit Rabies
- Prospek Tepung Non Terigu
- Petunjuk Pengunaan Promi untuk Jerami Padi
- Hasil Analisa Kompos Jerami dan Nilai Haranya
- Pengomposan Jerami
- Menjadikan EM-4 Teman Setia Petani
- TRICHODERMA
- Aplikasi EM Pada Lingkungan
- BIOTEKNOLOGI MIKROBA UNTUK PERTANIAN ORGANIK
- Proses Pembuatan Kulit Manggis Menjadi Zat Pewarna...
- NIRA
- Analisis Usaha Budidaya Manggis
- Mentan: Ketersedian Pangan Kita Aman!
- Pagar Talang Tekan Sarang Tikus
- Pembuatan Minyak Goreng
- Pembuatan Tortilla dari Ampas Tahu dan Susu
- GAPOKTAN MUNGKINKAH JADI BANK PETANI?
- Pembuatan Tepung Labu Kuning
- Memproduksi French Fries dan Kue Mangkok Ubi Jalar
- TEPUNG ANEKA UMBI SEBUAH SOLUSI KETAHANAN PANGAN
- Kentang Goreng dari Kerinci
- TEKNIK MENGHASILKAN TEPUNG KENTANG BERMUTU
- ROTI DAN MIE DARI SUKUN
- Membuat Dawet dari Jerami Padi
- Dawet dari Jerami Padi
- KOMPOS DALAM SISTEM PEMUPUKAN PADI SAWAH
- NYAMPLUNG Sumber Energi Biofuel
- Penyakit Busuk Pangkal Batang Kelapa Sawit
- Habitat Luwak Si Penghasil Kopi Luwak
- PENGENDALIAN NEMATODA PARASIT PADA BENIH PADI
- Tahu Tidak Asam, Lebih Lunak dan Kompak
- FORMULASI BERAS MUTIARA DARI UBIJALAR
- PUPUK & PESTISIDA ORGANIK DARI LIMBAH TAHU
- DAMPAK STRES PANAS PADA FASE-FASE PERTUMBUHAN PADI
- Mengembangkan Susu Fermentasi Khas Indonesia
- PENGAWETAN DAN KEMASAN BUNGA POTONG ALPINA
- PERMENTAN BAGI PPL
- Membuat Dan Mengaplikasikan Pestisida Nabati
- PENGUMUMAN KONTRAK KERJA THL-TBPP 2010 BAGI ANGKAT...
- Puluhan Ribu THL Pertanian Bakal Jadi CPNS
-
▼
December
(58)
Popular posts
-
BAGI YANG BUTUH BIBIT CABE KOPAY HUB / SMS. 0852 6524 7846 Cabe Kopay Adalah Cabe merah kriting asal kota payakumbuh sumatera bar...
-
RANGKUMAN EKSEKUTIF Dalam upaya memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk, produksi tanaman bahan pangan memegang peranan yang sangat penting bag...
-
Teknologi Mikroenkapsulasi Antosianin dari KBM Saat ini mikroenkapsulasi banyak digunakan, terutama dalam produk-produk pangan dan kesehatan...
-
A. Prinsip Pemanfaatan Pestisida Nabati Tumbuhan merupakan gudang bahan kimia yang kaya akan kandungan berbagai jenis bahan aktif. Dikenal s...
-
Hingga kini, masih banyak pelaku usaha pertanian di level grass root (petani, peternak, dan pembudidaya ikan) yang kurang atau tidak mengeta...
-
Produk hilir minyak kelapa murni (virgin coconut oil/VCO) berupa produk-produk kosmetik telah dikembangkan di negara-negara penghasil kelapa...
-
Pendahuluan Cabe merupakan tanaman perdu dari famili terong-terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika ...
-
PEMBUATAN MOL (Mikro Organisme Lokal) MOL merupakan cairan yang terbuat dari bahan-bahan alami yang ada / terdapat dilokasi seperti : Buah-b...
-
Pupuk merupakan bahan tambahan yang diberikan ke tanah untuk tujuan memperkaya atau meningkatkan kondisi kesuburan tanah baik khemis, fisis ...
-
Praktek pembuatan pupuk padat dan MOL melalui tahapan sebagai berikut : Pupuk padat (Kompos) Bahan-bahan : 1) Bahan-bahan organik 2) MOL 3) ...